September 16, 2024

Aktivis Forum Selasa Legen Semarang Tolak Pembangunan Pabrik Semen di Kawasan Kendeng Utara Rembang

HINGGA KINI PERLAWANAN WARGA UNTUK MENOLAK PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DI PEGUNUNGAN KENDENG UTARA JALAN TERUS.

Penolakan akan Terus Meluas

SEMARANG (newsjateng.com) – Forum Selasa Legen Semarang menegaskan dukungannya kepada masyarakat Kendeng Utara untuk menolak pembangunan pabrik Semen. Menurut satu aktivisnya, perlawanan ini akan terus meluas bersama masyarakat setempat.

Koordinator forum Selasa Legen Semarang Gunawan Budi Susanto menegaskan hal itu saat bertemu dengan masyarakat Kendeng Utara hari ini (19/6/24) di Rembang. “Sikap ini perlu kami tegaskan bahwa perjuangan kalian, masyarakat Kendeng Utara tidak sendirian,” jelas mas Putu sapaan akrab Gunawan.

Ia menambahkan, pada Senin lalu Forum Selasa Legen telah menggelar satu saresehan di Universitas negeri Semarang (Unnes). Acara ini untuk mengkritisi rencana pembangunan pabrik semen di Kendeng Utara. “Jadi dukungan ini akan terus meluas. Bisa dari siapa saja. Dari profesi apa saja. Ada dosen. Ada seniman. Ada guru, pelukis, penyair, penulis. Jadi perlawana ini akan jalan terus,” jelas Gunawan.

Menurutnya, sedulur Kendeng Utara tidak sendirian. “Kalian itu tidak sendiri. Dan jangan sekali-kali kendor untuk memperjuangkan persoalan ini,” jelas mas Putu.

Ia menambahkan, kita menuntut agar pemegang saham di Jerman sana untuk mengurungkan niatnya membangun pabrik semen di Gunung Kendeng Utara. “Jawa itu tidak usah ada pabrik semen. Jawa mestinya menjadi lumbung pangan bagi Indonesia,” jelasnya.

Perlawanan Sejak 2014

Rencana pemerintah membangun pabrik semen di kawasan gunung Kendeng Rembang, sejak 2014 mendapat perlawanan keras dari penduduk setempat. Pabrik ini dibangun oleh satu konsorsium PT Indocement dan PT Semen Indonesia.

Warga menolak karena pembangunan pabrik itu bakal merusak kawasan karts yang selama ini menjadi sumber air bagi penduduk setempat.

Pabrik ini rencananya akan dibangun dengan kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun. Pembangunan pabrik ini bertujuan untuk mengimbangi konsumsi semen yang terus meningkat setiap tahunnya.

Namun, sebagian warga Kendeng menentang pembangunan pabrik semen di wilayah tersebut karena pabrik tersebut dibangun di wilayah karts yang berfungsi untuk menyerap air. Beberapa wilayah di Rembang mengalami kelangkaan air. Sementara Amdal yang dilakukan dinilai tidak transparan.

Aksi pertama dilakukan pada tanggal 12 April 2016 dengan sembilan petani wanita yang melakukan cor kaki. Petani berasal dari wilayah sepanjang Pegunungan Kendeng, yakni Rembang, Pati, Blora dan Grobogan.

Aksi kedua dimulai pada tanggal 13 Maret 2017. Semula hanya 10 orang yang dicor kakinya. Jumlah orang yang melakukan aksi cor kaki bertambah setiap harinya.

Aksi ini dilakukan setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbitkan izin kegiatan pembangunan baru. Padahal saat itu, pada 5 Oktober 2016 Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan untuk mencabut izin pembangunan dan pertambangan pabrik Semen itu.(ril) editor : gsoewarno

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *