Desember 4, 2024
Presiden Jokowi menegaskan banjir Demak akibat pendangkalan sungai efek dari penggundulan hutan di hulu

Presiden Interuksikan agar Pemda Tangani Penggundulan di Hulu Sungai

DEMAK (newsjateng.com) – Banjir di Demak yang meluas disebabkan pendangkalan sungai akibat penggundulan hutan di hulu sungai. Menurut Presiden Pemprov mesti memprioritaskan pemulihan hulu sungai agar hijau kembali.

Presiden Joko Widodo menegaskan itu saat menunjau pengungsi di SMK Demak Jumat (22/3/24) lalu. “Jadi banjir yang sangat luas ini akibat dua hal. Pertama terjadinya pendangkalan sungai karena di hulu pohon pada ditebangi. Sehingga terjadi proses sedimentasi yan meluas,” jelas Presiden.

“Tanggul di kali Wulan yang jebol sepanjang 16 meter sudah berhasil ditutup.” (Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana)

Penyebab kedua, menurut Jokowi, adalah curah hujan yang sangat ekstrem. “Ukuran curah hujan ekstrim itu 150 milimeter. Ini berdasarkan laporan BMKG mencapai 320 milimeter. Jadi hujan kemarin sangat ekstrim,” jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Menurut Jokowi, akibat curah hujan yang sangat ekstrem, maka berakibat tanggul beberapa titik sungai jebol. “Ada empat tanggul sungai yang tidak mampu menampung debit air yang besar, sehingga jebol,” jelasnya.

Pihaknya menjamin bahwa tanggul yang jebol itu sudah ditangani. “Hari ini yang jebol sudah tertutup lagi. Jadi jangan khawatir, ” jelas Jokowi.

Pihaknya berharap Pemprov fokus untuk menanggulangi proses sedimentasi yang sudah di luar batas. “Di mana-mana selalu masalahnya itu. Saya minta Pemprov dan Pemkab fokus menanggulangi hulu sungai,” jelasnya.

Tanggul Berhasil Ditutup

Sementara itu, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana memastikan kondisi empat titik tanggul sungai wulan di Kabupaten Demak, sudah berhasil ditutup. Namun, saat ini masih pada proses penguatan.

“Saat ini sudah ditutup, dan bisa dikatakan tinggal penguatan saja,” kata Nana Sudjana, seusai mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), melakukan tinjauan kondisi Kabupaten Demak.

Selama proses penguatan tanggul, lanjut Nana, akan tetap dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau rekayasa cuaca. Hal ini sudah dikomunikasikan pihaknya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG).

“Untuk pelaksanaan rekayasa cuaca, ini akan dilaksanakan sampai dengan tanggul ini betul-betul siap, dan tanggul ini sudah betul-betul diperkuat. Setelah itu baru nanti rekayasa cuacanya dicabut,” jelasnya.

Nana menilai, rekayasa cuaca yang berhasil dilaksanakan beberapa hari ini, mampu membantu mengurangi debit air di wilayah terdampak banjir. “Proses penyedotan air di wilayah banjir juga dilakukan, agar cepat surut,” ujarnya. (ban) editor : gsoewarno

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *